PENJELASAN CHAPTER 5 COMPUTER FRAUD

Rabu, 18 Desember 2013



PENDAHULUAN 

Penipuan adalah sesuatu atau segala sesuatu yang digunakan oleh seseorang untuk memperoleh keuntungan secara tidak adil terhadap orang lain. Tindakan curang meliputi kebohongan, penyembunyian kebenaran, muslihat dan kelicikan, dan tindakan tersebut sering mencakup pelanggaran kepercayaan. Pelaku penipuan sering disebut sebagai penjahat berkerah putih (white collar criminals), untuk membedakannya dari penjahat yang melakukan kejahatan dengan kekerasan.
Penipuan internal dapat dibedakan menjadi dua kategori : penggelapan aset dan penipuan pelaporan keuangan. Penggelapan aset atau penipuan pegawai, dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang untuk keuntungan keuangan pribadi. Penipuan yang ditemukan oleh Jason Scott suatu penggelapan aset. Komisi Nasional atas Penipuan Pelaporan Keuangan (Treadway Commision) mendefinisikan penipuan pelaporan keuangan sebagai tindakan yang sembrono atau disengaja, baik melalui tindakan  atau penghilangan yang menghasilkan laporan keuangan yang menyesatkan secara material. Treadway Commision merekomendasikan empat tindakan untuk mengurangi kemungkinan penipuan pelaporan keuangan :
1.    Bentuklah lingkungan organisasi yang memberikan kontribusi terhadap integritas proses pelaporan keuangan .
2.    Identifikasi dan pahami factor-faktor yang mendorong ke arah penipuan pelaporan keuangan.
3.    Nilai risiko dari penipuan pelaporan keuangan di dalam perusahaan.
4.    Desain dan implementasikan pengendalian internal untuk menyediakan keyakinan yang memadai sehingga penipuan pelaporan keuangan dapat dicegah.

PROSES PENIPUAN
Ada tiga karakteristik yang sering dihubungkan dengan kebanyakan penipuan,yaitu :
1.    Pencurian sesuatu yang berharga, seperti uang tunai, persediaan, peralatan, atau data.
2.    Konversi asset yang dicuri ke dalam uang tunai.
3.    Penyembunyian kejahatan untuk menghindari pendeteksian.
Cara yang umum dan efektif untuk menyembunyikan pencurian adalah untuk membebankan item yang dicuri ke suatu akun biaya. Cara lain untuk menyembunyikan penurunan asset adalah denganc ara gali lubang tutup lubang (lapping). Dalam skema gali lubang tutup lubang, pelaku mencuri uang yang diterima dari pelanggan A untuk membayar piutangnya. Di dalam skema perputaran (kiting), pelaku menutupi pencuriannya dengan cara menciptakan uang melalui transfer uang antar bank.

SEBAB-SEBAB TERJADINYA PENIPUAN
1.    Tekanan
Tekanan adalah motivasi untuk melakukan penipuan. Tekanan dapat berupa tekanan keuangan, seperti gaya hidup yang berada di luar kemampuan atau memiliki banyak utang atau biasanya banyak tagihan ketergantungan narkoba, dll.. Sering kali pelaku merasa tekanan-tekanan semacam ini tidak dapat dibagi dengan orang lain. Tekanan dapet juga berkaitan dengan pekerjaan. Beberapa pegawai mencuri data, sehingga mereka dapat membawanya ke pekerjaan baru mereka atau perusahaan tempat mereka bekerja. Motivasi lain yang mengarah pada tindakan curang adalah tekanan keluarga atau tekanan kerja, ketidakstabilan emosi, dan tunjangan menumbangkan system pengendalian serta masuk ke dalam system. Pada umumnya yang mendorong terjadinya fraud adalah kebutuhan atau masalah finansial. Tapi banyak juga yang hanya terdorong oleh keserakahan.


Apakah tekanan-tekanan keuangan itu ?
• Gaya hidup melebihi kemampuan
• Tingginya hutang pribadi
• Pendapatan tidak cukup
• Rendahnya tingkat kredit
• Besarnya kerugian keuangan
• Besarnya hutang judi

Apakah tekanan-tekanan yang berhubungan dengan pekerjaan itu ?
• Gaji yang rendah
• Tidak adanya pengakuan atas kinerja
• Ketidakpuasan atas pekerjaan
• Rasa takut akan kehilangan pekerjaan
• Rencana bonus yang terlalu agresif


Apakah tekanan-tekanan lain-lain itu?
• Tantangan
• Tekanan keluarga/rekan kerja
• Ketidakstabilan emosi
• Kebutuhan akan kekuasaan
• Harga diri atau ambisi yang berlebihan

2.    Peluang
Peluang adalah kondisi atau situasi yang memungkinkan seseorang untuk melakukan dan menutupi suatu tindakan yang tidak jujur. Peluang sering kali berasal dari kurangnya pengendalian internal. Situasi lain yang mempermudah seseorang untuk melakukan penipuan adalah kepercayaan berlebih atas pegawai utama, personil supervisi yang tidak kompeten, tidak memperhatikan perincian, jumlah pegawai tidak memadai, kurangnya pelatihan, dan kebijakan perusahaan yang tidak jelas.
Opportunity adalah peluang yang memungkinkan fraud terjadi. Biasanya disebabkan karena internal control suatu organisasi yang lemah, kurangnya pengawasan, dan/atau penyalahgunaan wewenang. Di antara 3 elemen fraud triangle, opportunity merupakan elemen yang paling memungkinkan untuk diminimalisir melalui penerapan proses, prosedur, dan control dan upaya deteksi dini terhadap fraud.

3.    Rasionalisasi
Kebanyakan pelaku penipuan mempunyai alasan atau rasionalisasi yang membuat mereka merasa perilaku yang illegal tersebut sebagai sesuatu yang wajar. Para pelaku membuat rasionalisasi bahwa mereka sebenarnya tidak benar-benar berlaku tidak jujur atau bahwa alasan mereka melakukan penipuan lebih penting daripada kejujuran dan integritas. Mungkin, rasionalisasi yang paling umum adalah pelaku hanya “meminjam” asset yang dicuri karena mereke bermaksud untuk mengembalikannya pada perusahaan. Beberpaa pelaku membuat rasionalisasi bahwa mereka tidak menyakiti seseorang secara langsung. Pihak yang terpengaruh hanyalah system computer yang tidak bermuka dan bernama atau perusahaan besar yang bukanlah manusia yang tidak akan merasa kehilangan uang tersebut. Berikut ini adalah rasionalisasi yang sering digunakan :
·      Anda akan memahami apabila anda mengetahui betapa saya membutuhkannya.
·      Apa yang saya lakukan tidak seserius itu.
·      Hal ini dilakukan demi kebaikan. (Ini adalah sindrom Robin Hood, mencuri dari yang kaya dan memberikannya kepada yang miskin).
·      Saya mendapat kepercayaan yang sangat tinggi. Saya berada di atas peraturan.
·      Setiap orang melakukannya, jadi tidak mungkin hal tersebut salah.
·      Tidak akan ada yang mengetahui.
·      Perusahaan berutang kepada saya, dan saya mengambil tidak lebih dari yang seharusnya menjadi milik saya.
·      Bahwasanya tindakannya untuk membahagiakan keluarga dan orang-orang yang dicintainya.
·      Masa kerja pelaku cukup lama dan dia merasa seharusnya berhak mendapatkan lebih dari yang telah dia dapatkan sekarang (posisi, gaji, promosi, dll.) 
·    Perusahaan telah mendapatkan keuntungan yang sangat besar dan tidak mengapa jika pelaku mengambil bagian sedikit dari keuntungan tersebut.

PENIPUAN KOMPUTER
Departemen Kehakiman Amerika Serikat mendefinisikan penipuan komputer sebagai tindak illegal apapun yang membutuhkan pengetahuan teknologi computer untuk melakukan tindakan awal penipuan, penyelidikan, atau pelaksanaannya. Secara khusus,penipuan computer mencakup hal-hal berikut ini :
·      Pencurian, penggunaan, akses, modifikasi,penyalinan, dan perusakan software atau data secara tidak sah.
·      Pencurian uang dengan mengubah catatan computer atau pencurian waktu computer.
·      Pencurian atau perusakan hardware computer.
·      Penggunaan atau konspirasi untuk menggunakan sumber daya computer dalam melakukan tindak pidana.
·  Keinginan untuk secara illegal mendapatkan informasi atau property berwujud melalui penggunaan computer.

PENINGKATAN PENIPUAN KOMPUTER
Berikut adalah 6 alasan yang tidak diketahui seorangpun dengan pasti bagaimana perusahaan kalah menghadapi penipuan computer :
1.    Tidak setiap orang setuju tentang hal-hal yang termasuk penipuan computer. Contohnya, beberapa orang membatasi definisi penipuan computer sebagai kejahatan yang terjadi di dalam sebuah computer atau diarahkan pada suatu computer. Bagi yang lain, penipuan computer adalah kejahatan apa pun dengan seseorang pelaku yang menggunakan omputer sebagai alatnya.
2.    Banyak penipuan computer yang tidak terdeteksi. Pada suatu hari, FBI memperkirakan bahwa hanya 1 persen dari seluruh kejahatan computer yang terdeteksi, yang lainnya memperkirakan antara hingga 5 hingga 20 persen.
3.    Sekiar 80 hingga 90 persen penipuan yang terungkap, tidak dilaporkan. Hanya industry perbankan yang disyaratkan oleh peraturan untuk melaporkan seluruh jenis penipuan.
4.    Sebagian jaringan memliki tingkat keamanan yang rendah.
5.    Banyak halaman dalam internet yang memeberikan instruksi per lngkah tentang bagaimana memulai kejahatan dan melakukan penyalahgunaan computer.
6.    Penegakan hokum tidak mampu mengikuti pertumbuhan jumlah penipuan computer.

KLASIFIKASI COMPUTER FRAUD
Salah satu cara untuk menggolongkan penipuan komputer adalah dengan menggunakan model pemrosesan data, yaitu:
 1.      Input Fraud
Pengubahan input komputer merupakan cara yang paling umum dan sederhana untuk melakukan pengrusakan maupun penipuan. pelaku hanya perlu memahami bagaimana sistem beroperasi sehingga mereka dapat menutupi perbuatan mereka.
2.      Processor Fraud
Pencurian waktu maupun jasa komputer masuk klasifikasi ini. Misalnya, karyawan yang menyia-nyiakan waktu untuk menggunakan fasilitas internet untuk keperlua pribadi mereka, sehingga waktu kerja produktif mereka terpakai untuk hal tersebut.
 3.      Computer Instructions Fraud
Tindakan yang dapat dilakukan adalah melalui pengrusakan software untuk memproses data perusahaan. Pengrusakan tersebut dapat berupa pemodifikasian software, mengopi software secara ilegal, penggunaan maupun pengembangan  tanpa adanya otoritas. Pelaku memang harus mempunyai pengetahuan khusus tentng pemrogaman komputer, namun dengan berkembangnya teknologi informasi cara-cara pengrusakan tersebut dapat diketahui/ dicari dengan mudah melalui jaringan internet.
 4.      Data Fraud
Hal ini dapat diawali dengan mengubah atau merusak file-file ata perusahaan. Dapat juga berupa menyalin, menggunakan, maupun mencari file dari data perusahaan tanpa otorisasi. Kasus ini lebih lebih mudah dilakukan pada file perusahaan yang disimpan di web site.
 5.      Output Fraud
Output sebuah sistem biasanya ditampilkan pada layar atau dicetak di kertas. Output tersebut dapat menjadi subjek mata-mata salinan file yang tidak sah. Ada sebuah penelitian bahwa banyak monitor komputer memancarkan sinyal mirip dengan televise, sehingga dapat diambil dari berbagai terminal hinga sejauh 2 mil.

PENIPUAN DAN TEKNIK PENYALAHGUNAAN KOMPUTER
-          Cracking (menjebol)
-          Denial of service attack (serangan penolakan pelayanan)
-          Eavesdropping (menguping)
-           E-mail forgery and threats (pemalsuan e-mail)
-          Internet misinformation and terrorism (informasi yang salah di internet dan terorisme internet)
-          Virus
-          Password cracking (penjebolan password)
-          Software piracy (pembajakan software)
-          Scavenging (pencarian)
-          Worm (cacing)
-          Kuda Troya (Trojan Horse)
 Sekumpulan perintah computer yang tidak sah yang masuk ke dalam program computer yang sah dan berfungsi dengan baik.
-          Pembulatan ke bawah
   Teknik yangs erring digunakan padainstitusi keuangan yang membayar bunga.
-          Teknik salami
   Sejumlah kecil uang yang dicuri.
-          Pintu jebakan
   Cara masuk ke system tanpa melewati pengendalian system yang normal.
-          Serangan cepat
    Penggunaan tidak secara tidak sah dari program system khusus untuk memotong pengendalian system regular dan melakukan tindakan yang illegal.
\
-          Pembajakan software
   Menyalin software tanpa izin dari pembuatnya.
-          Mengacak data
   Mengubah data sebelum, selama, atau setelah dimasukkan ke system.
-          Kebocoran data
   Mengacu pada penyalinan tidak sah atas data perusahaan.
-          Menyusup
   Menyadap masuk ke saluran telekomunikasi dan mengunci diri ke pemakai yang sah sebelum pemakai   tersebut memasuki suatu system.

-          Penyamaran atau penipuan
   Pelaku penipuan mendapatkan akses ke system dengan cara berpura-pura sebagai pemakai yang   memiliki otorisasi.
-          Rekayasa social
   Para pelaku menipu pegawai untuk memberikan informasi yang dibutuhkan agar dapat  masuk ke dalam system.
-          Bom waktu logika
   Program yang sementara tetap diam hingga keadaan atau waktu tertentu yang telah ditentukan memicunya.
-          Hacking atau cracking
   Akses ke dan penggunaan system computer secara tidak sah, biasanya dilakukan melalui computer pribadi dan jaringan telekomunikasi.

MENCEGAH DAN MENDETEKSI COMPUTER FRAUD 17
Membuat standar tertentu dapat mengurangi potensi terjadinya computer fraud dan kerugian yang dihasilkan.

 1.      Membuat computer fraud lebih jarang terjadi
  • Memperkerjakan dan memberhentikan karyawan dengan semestinya.
  • Mengelola dan menelusuri keamanan software
  • Adanya perjanjian kerahasiaan kerja
  • Tersosialisanya standar keamanan
  • Mengatur para pegawai yang merasa tidak puas.
2.      Meningkatkan kesulitan untuk melakukan computer fraud
  • Mengembangkan sistem pengendalian internal
  • Adanya pemisahan/ pembatasan tugas karyawan dan diberlakukannya pengambilan cuti wajib maupun rotasi pekerjaan
  • Mengendalikan data yang sensitive dan adanya pengamanan sistem maupun saluran informasi
·         Meminta pegawai mengambil cuti dan melakukan rotasi pekerjaan.
·         Membatasi akses ke perlengkapan komputer dan file data.
·         Mengenkripsi data dan program.
 3.      Memperbaiki metode deteksi
  • Melakukan audit secara berkala
  • Adanya konsultan atau pengawas khusus
  • Mengamankan saluran telepon dan sistem dari virus.
  • Mengendalikan data yang sensitif.
  • Mengendalikan komputer laptop.
  • Mengawasi informasi hacker.
 4.      Mengurangi kerugian akibat computer fraud
  • Menggunakan jaminan asuransi
  • Adanya penyimpanan cadangan file-file perusahaan
·         
SAS #99
SAS (Statement on Auditing Standards) 99 adalah regulasi yang dikeluarkan oleh American Institute of Certified Public Accountant (AICPA), kalo di sini semacam Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). SAS 99 dikeluarkan terkait skandal akuntansi di perusahaan besar Amerika yaitu Enron, WorldCom, Adelphia, dan Tyco.
SAS 99 mengatur tentang ‘Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit’.
Apa saja yang ada dalam SAS 99?
1. Penjelasan mengenai fraud dan karakteristiknya
Fraud adalah suatu tindakan disengaja yang menyebabkan kesalahan dalam laporan keuangan. Ada dua tipe fraud yaitu: memberikan informasi yang salah dalam laporan keuangan (misalnya melalui pencatatan akuntansi yang tidak benar) dan menyalahgunakan aset (misalnya mencuri aset, memalsukan kuitansi, dsb).
2. Auditor dan yang diaudit (auditee) harus melakukan ‘brainstorming’ untuk mendiskusikan apa saja kemungkinan fraud dalam laporan keuangan auditee
Ada dua tujuannya, yang pertama supaya auditor bisa sharing experience dengan auditee mengenai bagaimana fraud biasanya dilakukan dan disembunyikan. Tujuan yang kedua adalah untuk menyampaikan ‘tone at the top’ atau gambaran umum mengenai audit yang dilakukan.
3. Auditor harus mengumpulkan informasi terkait dengan risiko fraud dalam laporan keuangan. Misalnya dengan melakukan interview ke komite audit, tim internal audit, manajemen, dan staff perusahaan. Kalau dirasa perlu, auditor dapat memberikan pengertian kepada manajemen mengenai fraud dan apa saja jenis kontrol untuk mencegahnya.
SAS 99 memberikan panduan untuk auditor mengenai bagaimana cara mengidentifikasi/mengevaluasi resiko fraud dalam laporan keuangan. Auditor juga harus memperhatikan area yang beresiko terkena fraud seperti pengakuan pendapatan yang tidak tepat ‘improper revenue recognition’ dan adanya kontrol yang tidak dijalankan oleh manajemen ‘management override of controls’.
4. Auditor harus mengevaluasi program dan kontrol perusahaan dalam mengurangi risiko fraud dalam laporan keuangan.
5. Auditor harus melakukan evaluasi resiko fraud dalam laporan keuangan pada keseluruhan proses audit yang dilakukan. Harus dipertimbangkan juga apakah ada prosedur atau observasi audit yang berpengaruh pada hasil evaluasi tersebut.
6. SAS 99 mengharuskan auditor untuk mengkomunikasikan temuan fraud kepada manajemen, komite audit, dan pihak lain, tidak tergantung besar-kecil nilainya.